You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Nagari Sulit Air
Nagari Sulit Air

Kec. X Koto Diatas, Kab. Solok, Provinsi Sumatera Barat

SELAMAT DATANG DI WEBSITE SISTEM INFORMASI SULIT AIR KECAMATAN X KOTO DIATAS, KABUPATEN SOLOK, PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN VISI Terwujudnya Pemerintahan yang baik, Masyarakat yang Religius, Sejahtera serta menjunjung tinggi Norma Agama dan Adat Istiadat

SEJARAH NAGARI

Administrator 31 Januari 2025 Dibaca 40 Kali

Sejarah Nagari

Sejarah Nagari Sulit Air yang pernah dibaca dan ditulis oleh tokoh Sulit Air, dalam suatu buku “Asal Usul Negeri dan Persukuan Sulit Air” Diolah Oleh H. Rozali Usman dan Drs. Hamdullah Salim penerbit Yayasan Remaja Karya bahwa Nagari Sulit Air dengan sejarah sebagai berikut : Berawal dari seorang yang bernama Datuk Mulo Nan Kewi dari Pahriyangan dan seorang istrinya  Putri Anggo Ati dari Simabur Batu Sangkar, awalnya hendak berjalan menuju Kota Solok dengan beberapa rombongan menelusuri ombilin, namun sesampai di Pasilihan beliau naik keatas menuju Limau Puruik, maka namanya limau purut adalah putri anggo merasa sakit perut disana lalu diobati dengan limau, oleh rombongan diberi nama daerah tersebut Limau Purut, kemudian melanjutkan perjalanan menuju alai dan naik kesebuah puncak, saat itu senja menapak dan berkemahlah rombongan ditempat itu (Saat ini adalah  lapangan Bola Kaki Koto Tuo), saat pagi Putri Anggo Ati hendak mengambil air, menelusuri kebawah namun tidak ditemui, air terdengar tetapi tidak ada, yang akhirnya ketemu air yang keluar dari sela-sela batu, terbacalah oleh Putri Anggo Ati Solek Aie disiko namun melekatlah nama Solek Air ( Sulit Air ), saat matahari sudah mulai naik, Putri Anggo Ati menikmati alam, sehingga tersebut nama- nama bukit yang saat ini seperti ( ini bukit yang membumbun iko apo namo, veri nama Simbumbung dan yang sebelah kirinyo bukit apo, karena dia berdamping veri nama Simbumbung Jantan ( Sasat ini namanya Bukit Simbumbun ), kemudian bukit yang menyundak Langit ini bukit apa, beri saja namanya bukit Sundak Langit, kemudian bukik ko apo namo sambil menunjuk dengan gerakan muncung, ditanyo bukit mano, ko bukit dakek muncuang ko hah, beri namonyo guguk muncuang., demikian nama-nama yang beri oleh Putri Anggo Ati bersama Dt. Mulo Nan Kewi.

Rombongan hendak melanjutkan perjalanan menuju Kota Solok, namun Putri Anggo Ati tidak mau melanjutkan perjalanan dan Putri Anggo Ati merasa tertarik dengan daerah yang ditempati bermalam dan DT. Mulo Nan Kewi dan rombongan tetap mengajak untuk melanjutkan perjalanan, karena Putri Anggo Ati tetap pada pendirian sebagai seorang Suami Dt. Mulo Nan Kewi mengikuti kehendak istrinya, itulah Ninik Moyang orang Nagari Solek Aie yang saat ini disebut SULIT AIR.

 

Sejarah Suku

Perkembangnya penduduk Sulit Air pada saat ini adalah perkembangan dari Puti Anggo Ati dan Dt. Mulo Nan Kewi, beliau mempunyai 7 orang anak yaitu 3 Putra dan 4 Putri, sehingga dalam buku tersebut ketika hendak mengawini putra dan putrinya  masing-masing anak-anaknya diberi suku, maka Dt. Mulo Nan Kewi mengusulkan  suku sebanyak 15 suku. Maka suku tersebut adalah sebagai berikut:

No Nama Suku Dibawah Payung
1.

Bodi

Datuk Polong  kayo

2.

Sumpadang/Simabur

Datuk Marajo

3.

Kutianyie

Datuk Rajo Alam

4.

Bendang

Datuk Bagindo Malano

5.

Chaniago

Datuk Bagindo Bosa

6.

Dalimo

Datuk Nan Sati

7.

Mandaliko

Datuk Rajo Lenggang

8.

Tanjung

Datuk Rajo penghulu

9.

Koto

Datuk Malakewi

10.

Pitopang

Datuk Paduko Nan Panjang

11.

Supanjang

Datuk Pono Marajo

12.

Piliang

Datuk Majo Bangsu

13.

Sumagek

Datuk Majo Bosa

14.

Kalumpang

Datuk Rajo Malano

15.

Piliang sani

Datuk Majo Lelo

        Sumber data  : Buku Asal Usul Suku Keagarian Sulit Air

Dengan adanya  kemajuan daerah sumatera, terutama  Sumatera Barat lewat perdagangan mulai masuklah dari berbagai daerah, karena di Sulit Air semenjak dahulu sudah dikenal juga dengan tambang emas, maka masuklah para pedagang ke Sulit Air, lama kelamaan  menetap di Sulit Air, sehingga terjadi pula perkawinan para pendatang dengan putra daerah, putra daerah tersebut juga mendirikan penghulu atau datuk.

Pada saat ini datuk atau penghulu yang ada di Sulit Air mencapai 84 orang dari 4 suku yang ada ( Dibahas lebih lanjut di bagaian KAN ) karena perkembangan zaman bahwa Minang Kabau pusat kerajaan adalah di Pagaruyung Batu Sangka seluruh urusan Pemerintahan ke Pagaruyung batu Sangka, kemudian pemimpin Sulit Air memohon kepada kerajaan di Pagaruyung bahwa Sulit Air diberlaku otonomi, Permohonan di terima namun mempunyai beberapa syarat, ada 7 syarat yang  tawarkan  kalau Sulit Air menjadi otonomi yaitu :

  1. Sulit Air harus terdiri dari 4 Koto.

  2. Harus ada aliran sungai di tengah nagari.

  3. Harus terdiri 4 Suku, Harus ada Masjid besar nagari.

  4. Harus ada pasar.

  5. Harus ada lapangan Nagari

  6. .Harus ada Balairung.

Persyaratan demi persyaratan di coba untuk ditelusuri hingga pada saat ini kita sebut namanya masing-masing sebagai berikut :

No

Persyaratan  yang dipenuhi

Nama sekarang

1

Harus ada IV Koto

Silungkang, Gando, Koto Gadang dan Koto Tuo

2

Harus ada Sungai

Batang katialo

3

Harus 4 Suku

15 suku dilebur menjadi 4 suku

1. Suku Simabur (Bodi, sumpadang, Kutianyie,    dan Bendang)

2. Suku V Singkek (Chaniago, Dalimo, Mandaliko dan Tanjung )

3. Suku V Panjang (Koto, Pitopang, Supanjang )

4. Suku Piliang ( Piliang, Sumagek, Kalumpang dan Piliang sani)

4

Ada Masjid

Masjid Raya Sekarang

5

Ada Pasar

Balai Lamo

6

Ada Lapangan

Lapangan Koto Tuo

7

Ada Balai Adat

Balairung Sari

 

Sejarah Pemerintahan Nagari

Sistim Pemerintahan sudah mengalami perobahan-perobahan, mulai sebelum Indonesia merdeka sampai saat ini beberapa sisitim sudah berjalan, diaantara di Sulit Air sudah mengalami 4 dekade perobahan diantaranya:

  1. Pemerintahan dipegang oleh Tuanku Lareh sebelum Indonesia Merdeka
  2. Pem di pegang oleh Wali Nagari sebelum Indonesia Merdeka dan Sesudah Merdeka
  3. Pemerintahan dilaksanakan oleh Wali Nagari
  4. Pemerintahan dilaksanakan oleh Wali Nagari

Dari Sistim tersebut dapat dilihat tabel dibawah ini yang pernah menjalankan Pemerintahan di Sulit Air.

 

YANG PERNAH MENJALANKAN PEMERINTAH

Di Sulit Air semenjak Tahun 1832 sampai sekarang

 

No

Periode

Nama

Keterangan

I

1832-1912

MASA TUANKU LAREH

 

1

1832-1852

Dt. Bendaharo

 Tuanku Lareh   I

2

1852-1888

Dt. Sutan Bendaharo

 Tuanku lareh   II

3

1888-1902

Dt. Pamuncak Perkasa Alam

 Tuanku lareh  III

4

1902-1912

Dt. Rajo Mansur

 Tuanku Lareh IV

II

1912-1983

MASA PEMERINTAHAN NAGARI

 

1

1912-1912

Djamal Dt. Malin Marajo

6 Bulan

2

1912-1930

Rasyad Dt. Tumanggung

18 Tahun

3

1930-1936

Dt. Bagindo Basa

6 Tahun

4

1936-1937

Musa Dt. Malakomo

1 Tahun

5

1937-1940

Udin Dt. Bagindo Marajo

3 Tahun

6

1940-1945

Alwi. Dt. Nan Besar

5 Tahun

7

1945-1949

Nurdin Taher Dt. Mangkuto Rajo

3 Tahun

8

1949-1951

Ismail Sutan Sati

3 Tahun

9

1951-1956

Salim Thaib

6 Tahun

10

1957-1958

Darussalam Dt. Samarajo

1 Tahun

11

1958-1959

Hasan Basri Mangkuto Ameh

1 Tahun

12

1959-1961

( Pj ) M. Yasin DT. Endah Bongsu

3 Tahun

13

1959-1962

Bustami Dt. Tamandaro

( Tahanan Politik )

14

1962-1965

Sirin Majo Sutan

3 Tahun

15

1965-1968

Muchtar Sutan Bongsu

3 Tahun

16

1968-1969

( Pj ) Azwar ( Camat sungai Pagu )

1 Tahun

17

1969-1976

Nasrullah Salim Dt. Polong Kayo

8 Tahun

18

1976-1978

Abu Bakar Dt. Bagindo Rajo

2 Tahun

19

1978-1978

( Pj ) Muchtar Thaib ( Camat )

1 Tahun

20

1978-1983

Rabain Bagindo Nan Panjang

5 Tahun

III

1983-2001

MASA PEMERINTAHAN DESA

18 Tahun

IV

DARI 2001

MASA PEMERINTAHAN NAGARI

 

1

2001-2002

Ir. Nasrul Muluk

1 Thn( Meninggal)

2

2002-2003

( Pjs ) Drs. H. Irdizon Malin Mudo

1 Tahun

3

2003-2007

Firdaus Kahar

4 Tahun

4

2007-2008

( Pjs ) Zulkadri. SH ( Staf Camat )

1 Tahun

5

2008 s/d 2014

Mustari Rahmat

Nov 2014

6

2014 s/d 2020

Hj Alex Suryani, S.Pd

23 Nopv 2020

7

2020- 2022

Bambang Hermanto, SH ( PJ)

23 Nov 2020-Sep2022

8

2022-Sekarang

Jumaini . S.Sos.M.Si (PJ)

Sept 2022-Sekarang

 

Hari Jadi Sulit Air

Hari Jadi Sulit Air pertama kali dicetuskan pada saat Musyawarah Kerja SAS tahun 2015 yang bertempat di Nagari Sulit Air pada tanggal 18 Juli 2015 yang dihadiri oleh seluruh Cabang - cabang SAS, koordinator- koordinator wilayah SAS dan Pemerintahan Nagari, Lembaga Nagari, pemakalah Drs H Hamdullah Salim, pembahas utama Prof Dr H Jurnalis Uddin dengan hasil kesepakatan yakni menjadikan tanggal 28 April 1821 sebagai hari Jadi Sulit Air, dimana tanggal tersebut merupakan tanggal penyerbuan tentara kolonial belanda atas Nagari Sulit Air yang ditulis oleh buku- buku sejarah sebagai awal Perang Paderi (1821- 1837) yang dihadapi oleh pejuang- pejuang Sulit Air dengan penuh kegigihan dan keberanian dengan korban jiwa yang besar yang gugur di medan perang dari kedua belah pihak, HARI JADI SULIT AIR dimaksud untuk memberikan kenangan yang abadi kepada pejuang- pejuang Sulit Air yang gugur sebagai syuhada dan kusuma bangsa dalam mempertahankan nagari, membela Ranah Minang dan Tanah Air, menghadapi tentara kolonial belanda pada perang itu.

 

"testing
Test 05 Februari 2025
Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image